
Tosan aji atau senjata pusaka seperti tombak, keris dan lain-lain itu
bisa menimbulkan rasa keberanian yang luar biasa kepada pemilik atau
pembawanya. Orang menyebut itu sebagai piyandel, penambah kepercayaan
diri, bahkan keris pusaka atau tombak pusaka yang diberikan oleh Sang
Raja terhadap bangsawan Karaton itu mengandung kepercayaan Sang Raja
terhadap bangsawan unggulan itu. Namun manakala kepercayaan sang raja
itu dirusak oleh perilaku buruk sang adipati yang diberi keris tersebut,
maka keris pusaka pemberian itu akan ditarik/diminta kembali oleh sang
raja.
Hubungan keris dengan sarungnya secara khusus oleh masyarakat
Jawa diartikan secara filosofi sebagai hubungan akrab, menyatu untuk
mencapai keharmonisan hidup di dunia. Maka lahirlah filosofi
"manunggaling kawula – Gusti", bersatunya abdi dengan rajanya,
bersatunya insan kamil dengan Penciptanya, bersatunya rakyat dengan
pemimpinnya, sehingga kehidupan selalu aman damai, tentram, bahagia,
sehat sejahtera. Selain saling menghormati satu dengan yang lain
masing-masing juga harus tahu diri untuk berkarya sesuai dengan porsi
dan fungsinya masing-masing secara benar. Namun demikian, makna yang
dalam dari tosan aji sebagai karya seni budaya nasional yang mengandung
pelbagai aspek dalam kehidupan masyarakat Jawa pada umumnya,kini
terancam perkembangannya karena aspek teknologi sebagai sahabat
budayanya kurang diminati ketimbang aspek legenda dan magisnya.
Empu Dari Zaman Ke Zaman
Dua arti dalam istilah empu, pertama dapat berarti sebutan
kehormatan misalnya Empu Sedah atau Empu Panuluh. Arti yang kedua adalah
‘Ahli’ dalam pembuatan ‘Keris’. Dalam kesempatan ini, Empu yang kami
bicarakan adalah seseorang yang ahli dalam pembuatan keris. Dengan
tercatatatnya berbagai nama ‘keris’ pastilah ada yang membuat.
Pertama-tama yang harus diketahui adalah tahapan zaman terlahirnya
‘keris’ itu, kemudian meneliti bahan keris, dan ciri khas sistem
pembuatan keris. Ilmu untuk kepentingan itu dinamakan ‘Tangguh’. Dengan
ilmu tangguh itu, kita dapat mengenali nama-nama para Empu dan hasil
karyanya yang berupa bilahan-bilahan keris, pedang, tombak, dan
lain-lainnya. Adapun pembagian tahapan-tahapan zaman itu adalah sebagai
berikut:
1.
Kuno (Budho) tahun 125 M – 1125 M
meliputi kerajaan-kerajaan: Purwacarita, Medang Siwanda, medang
Kamulan, Tulisan, Gilingwesi, Mamenang, Penggiling Wiraradya, Kahuripan
dan Kediri.
2.
Madyo Kuno (Kuno Pertengahan) tahun 1126 M – 1250 M.
Meliputi kerajaan-kerajaan : Jenggala, Kediri, Pajajaran dan Cirebo
n.
3. Sepuh Tengah (Tua Pertengahan) tahun 1251 M – 1459 M
Meliputi Kerajaan-kerajaan : Jenggala, Kediri, Tuban, Madura, Majapahit dan Blambangan.
4.
Tengahan (Pertengahan) tahun 1460 M – 1613 M
Meliputi Kerajaan-kerajaan : Demak, Pajang, Madiun, dan Mataram
5.
Nom (Muda) tahun 1614 M. Sampai sekarang
Meliputi Kerajaan-kerajaan : Kartasura dan Surakarta.
Telah kami ketengahkan tahapan-tahapan zaman Kerajaan yang
mempunyai hubungan langsung dengan tahapan zaman Perkerisan, dengan
demikian pada setiap zaman kerajaan itu terdapat beberapa orang Eyang
yang bertugas untuk menciptakan keris.
Keris-keris ciptaan Empu itu setiap zaman mempunyai ciri-ciri
khas tersendiri. Sehingga para Pendata benda pusaka itu tidak
kebingungan. Ciri khas terletak pada segi garap dan kwalitas besinya.
Kwalitas besi merupakan ciri khas yang paling menonjol, sesuai dengan
tingkat sistem pengolahan besi pada zaman itu, juga penggunaan bahan
‘Pamor’ yang mempunyai tahapan-tahapan pula. Bahan pamor yang mula-mula
dipergunakan batu ‘meteor atau batu bintang’ yang dihancurkan dengan
menumbuknya hingga seperti tepung kemudian kita mengenali titanium
semacam besi warnanya keputihan seperti perak, besi titanium
dipergunakan pula sebagai bahan pamor. Titanium mempunyai sifat keras
dan tidak dapat berkarat, sehingga baik sekali
untuk bahan pamor. Sesuai dengan asalnya di Prambanan maka pamor
tersebut dinamakan pamor Prambanan. Keris dengan pamor Prambanan dapat
dipastikan bahwa keris tersebut termasuk bertangguh Nom. Karena
diketemukannya bahan pamor Prambanan itu pada jaman Kerajaan Mataram
Kartasura (1680-1744).
Keris Diakui Dunia
Setelah wayang pada tahun 2003, kini giliran keris Indonesia
diakui sebagai salah satu warisan budaya dunia yang mesti dilestarikan.
Pengakuan UNESCO di Paris 25 November 2005 itu tentu merupakan percikan
berita segar di tengah serba keterpurukan Indonesia akhir-akhir ini.
Keris, seperti juga teater Kabuki dari Jepang, pentas tradisional
India— Ramlila yang mengetengahkan epik Ramayana—Samba dari Brasil, Mak
Yong dari Melayu, ”Masih hidup dan dihayati, tradisi masih berlanjut.
Berbeda dengan budaya samurai di Jepang yang kini sudah mati,” ungkap
Direktur Jenderal Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan
Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) Koichiro Matsuura, yang
ditemui Kompas pekan lalu, beberapa saat setelah menyerahkan sertifikat
pengakuan UNESCO itu kepada Wakil Presiden Jusuf Kalla di Jakarta.
Sebenarnya ada 64 warisan budaya yang diusulkan berbagai negara
untuk diakui sebagai warisan dunia oleh UNESCO tahun ini. Akan tetapi,
setelah melalui penilaian para juri yang bersidang pada 20-24 November
2005 dengan ketua Putri Basma binti Talal dari Jordania, hanya 43 yang
diakui sebagai warisan budaya oral serta nonbendawi manusia (intangible
cultural heritage of humanity). Sementara mahakarya (masterpiece) yang
diakui UNESCO tahun 2001 serta tahun 2003, termasuk wayang, jumlahnya
47. Maka, total mahakarya warisan budaya dunia yang diakui 90.
”Proklamasi yang ketiga kali ini kemungkinan adalah yang terakhir.
Konvensi akan segera dilaksanakan segera setelah 30 negara memiliki
instrumen ratifikasi dan disetujui, seperti yang sudah dilakukan 26
negara sebelumnya,” ungkap Matsuura. Ratusan ribu dollar AS per tahun
diperkirakan akan mengalir guna melestarikan keris Indonesia dan juga
wayang.
”Lewat momentum penghargaan UNESCO ini mestinya kita menata
kembali pandangan tentang keris,” ungkap Ir Haryono Haryoguritno, pakar
keris yang memimpin tim riset pustaka dan lapangan juga diskusi selama
setahun sejak Agustus 2004.
Begitulah sekelumit cerita tentang keris semoga bermanfaat bagi anda dalam memahami sebuh keris